2 Cara Perhitungan Batasan Utang, Tanpa Ribet!

“Sebagai batasan Anda berutang, 2 cara perhitungannya ini perlu Anda coba”

Tidak mempunyai dana darurat di masa pandemi Covid-19 saat ini bisa menjadi alasan untuk kita berutang.

Saat ini emang utang susah untuk dijauhkan dari hidup kita, ya!

Banyak alasan yang mengiringi hingga akhirnya kita memutuskan untuk mengutang.

Apalagi di masa pandemi seperti ini sebagian besar orang mengalami penurunan pendapatan bahkan kehilangan pekerjaan.

Akhirnya dengan berutang menjadi solusi terakhir untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Tapi kita tidak boleh lupa kalau utang itu ada konsekuensinya.

Apa salah satu konsekuensinya yang bikin hati tidak tenang ya?

Harus bayar bunganya!

Perlu mengelola dan tahu batasan sangat penting agar tidak seperti pribahasa “tutup lubang gali lubang” yang artinya ngutang buat bayar utang yang lain.

Namun jangan khawatir, ada beberapa cara perhitungan yang bisa Anda lakukan agar utang tidak berdampak buruk pada kondisi finansial Anda.

Cara Perhitungan Batasan Utang

1. Utang Konsumtif

Utang konsumtif adalah utang yang dilakukan untuk membeli barang yang di mana nilainya akan terus menurun di masa depan, tidak menghasilkan pemasukan dan biasanya berbunga tinggi.

Contoh dari utang konsumtif yaitu apabila Anda membeli gawai dengan cara dicicil, maka utang yang ditimbulkan dari cicilan itu dikategorikan sebagai utang konsumtif.

Bagaimana Anda mempunyai utang konsumtif tidak?

Jika iya, berikut cara menghitung batasan utangnya:

  • Dalam jangka waktu satu tahun hitung total utang yang harus dibayar. Contohnya apabila cicilan gawai yang harus Anda bayar dalam satu bulan adalah Rp200.000, maka dalam satu tahun total utang yang harus Anda bayar adalah sebesar Rp2.400.000.
  • Lalu hitung total pendapatan Anda per tahun. Jika dalam satu bulan Anda mendapatkan Rp3.000.000 maka dalam satu tahun total pendapatan Anda sebesar Rp36.000.000.
  • Kemudian bagi total utang pertahun Anda dengan pendapatan pertahun lalu dikali 100%. Maka dengan total utang sebesar Rp2.400.000 pertahun dibagi dengan total pendapat sebesar Rp36.000.000 lalu dikalikan 100%. Maka didapatkan hasil 6.67%.
  • Nah terkahir pastikan jumlahnya di bawah 15 % ya. Contoh di atas didapatkan hasil 6.67% sehingga utang yang Anda punya tidak melebihi batasan utangnya deh.

2. Utang Konsumtif Plus Cicilan Rumah

Jika tadi hanya utang konsumtif, sekarang ditambah dengan cicilan rumah nih.

Apakah Anda sedang menyicil rumah dan punya utang konsumtif?

Jika iya berikut cara mengitung batasan utangnya:

  • Dalam jangka waktu satu tahun hitung total utang yang harus dibayar. Sama dengan contoh di atas apabila Anda punya cicilan rumah sebesar Rp5.000.000 pertahun maka tambah total utang cicilan rumah ke dalam total utang konsumtif Anda pertahun sehingga Rp5.000.000  ditambah dengan sebesar  Rp2.400.000 menjadi Rp7.400.000 per tahun.
  • Lalu hitung total pendapatan Anda pertahun. Jika dalam satu bulan Anda mendapatkan Rp3.000.000 maka dalam satu tahun total pendapatan Anda sebesar Rp36.000.000.
  • Kemudian bagi total utang pertahun Anda dengan pendapatan pertahun lalu dikali 100%. Maka dengan total utang sebesar Rp7.400.000 pertahun dibagi dengan total pendapat sebesar Rp36.000.000 lalu dikalikan 100%. Maka didapatkan hasil 20.55 %.
  • Pastikan jumlahnya di bawah 35%. Nah contoh diatas didapatkan hasil 20.55% sehingga utang yang Anda punya tidak melebihi batasan utangnya.

Namun, apa yang harus dilakukan apabila perhitungan yang Anda lakukan melebihi batas?

Salah satu cara yang dapat dilakukan dengan hidup lebih hemat atau menambah penghasilan Anda sampai total utang berkurang.

Nah jika tidak terlalu mendesak alangkah baiknya jika kita tidak berutang secara konsumtif bukan?

Bagaimanapun juga, terlilit utang akan membuat keuangan Anda menjadi buruk.

Yuk lebih bijak lagi dalam mengatur keuangan kita ya sobat!