6 Obrolan Keuangan yang Harus Dibicarakan Sebelum Menikah

“Kunci sebuah keharmonisan hubungan adalah jujur dan terbuka satu sama lainnya tak terkecuali masalah keuangan.”

Hidup bersama dalam sebuah ikatan pernikahan bukan hanya menuntut kesiapan dalam beradaptasi dengan sifat dan karakter pasangan.

Ketika Anda memutuskan untuk menikah, Anda juga harus siap membagi hidup Anda sepenuhnya, mulai dari berbagi kebiasaan-kebiasaan kecil yang mungkin mengagetkan sampai dengan berbagi masalah-masalah rumah tangga seperti masalah keuangan.

Beberapa orang menganggap membicarakan keuangan sebelum adanya ikatan pernikahan adalah hal yang tabu.

Bahkan beberapa segan karena khawatir dianggap materialistis oleh pasangannya.

Apakah Anda termasuk yang berfikir seperti itu?

Jika iya, belum terlambat untuk mengubah pemikiran tersebut.

Masalah keuangan merupakan masalah vital yang harus dibicarakan sebelum menikah, karena bisa jadi cara pandang masing-masing tentang uang dan cara pengelolaan keuangan berbeda.

Berikut ini beberapa topik krusial tentang keuangan yang harus dibicarakan bersama pasangan sebelum menikah.

Obrolan Keuangan Sebelum Pernikahan

1. Kebiasaan Menghabiskan Uang

Mempunyai pendapatan atau gaji yang besar belum tentu menandakan seseorang itu sejahtera.

Mengapa demikian?

Banyak kasus terjadi di mana sebenarnya gaji seseorang tersebut memadai, tetapi kebiasaan finansialnya cenderung konsumtif sehingga uang gajinya tidak bersisa.

Oleh karena itu, salah satu yang perlu dibicarakan sebelum menikah adalah membicarakan kebiasaan menghabiskan uang Anda dan pasangan.

Apakah Anda dan pasangan termasuk boros, rela belanja habis-habisan untuk hobi tertentu?

Anda dan pasangan harus terbuka dan mendiskusikan hal tersebut agar saling memahami gaya pengeluaran masing-masing dan membantu Anda dan pasangan mengidentifikasi bagaimana pengelolaan keuangan bersama setelah menikah.

2. Dana Darurat

Dana darurat adalah hal yang wajib dimiliki oleh semua pasangan suami istri ketika sudah menikah.

Dana ini dapat digunakan untuk keperluan mendadak dan mendesak yang tidak tentu kapan terjadinya.

Sebelum menikah, Anda dan pasangan perlu membicarakan dana darurat ini, seperti berapa dana darurat minimal yang harus kalian tabung setiap bulannya, tempat menabung dana darurat, keperluan apa saja yang termasuk dalam dana darurat, dan lain sebagainya.

3. Gaya Hidup, Target Menabung, dan Investasi

Ketika memutuskan menikah dengan pasangan berarti Anda tidak bisa mengambil keputusan sendiri lagi, harus selalu mendiskusikannya dengan pasangan.

Anda dan pasangan perlu mendiskusikan mengenai tujuan keuangan Anda termasuk gaya hidup, target menabung dan investasi.

Gaya hidup masing-masing perlu didiskusikan untuk mengetahui pos-pos pengeluaran tiap bulannya.

Setelah mengetahui gaya hidup masing-masing, maka Anda dan pasangan akan lebih mudah dalam membuat tujuan keuangan bersama.

Anda dan pasangan perlu menetapkan besarnya persentase pos-pos pengeluaran tiap bulannya, seperti berapa persen uang untuk menabung, untuk pengeluaran rumah tangga, untuk cicilan, untuk investasi, dan lain sebagainya.

Selain itu, ketika Anda dan pasangan memilih menginvestasikan pendapatan, kalian juga perlu mendiskusikan jenis instrumen investasi apa yang cocok, dan bagaimana profil risiko kalian bersama.

4. Cicilan dan Utang Masing-Masing

Sebelum menikah membahas mengenai beban utang beserta cicilan masing-masing sangatlah penting.

Anda harus saling terbuka kepada pasangan tentang utang yang sekarang sedang ditanggung.

Utang apa saja, beberapa cicilan yang harus dibayarkan tiap bulan, dan sampai berapa lama periode cicilan tersebut.

Dengan mengetahui beban utang yang dimiliki masing-masing, Anda dan pasangan akan lebih memahami profil keuangan Anda kedepannya.

Hal ini juga membantu Anda supaya nantinya Anda tidak kelimpungan sendiri ketika sudah terikat pernikahan.

5. Pembagian Rekening Bank

Setelah mengetahui profil keuangan masing-masing, Anda juga harus membuat pembagian tanggung jawab keuangan.

Apakah Anda akan membuat akun rekening bersama atau tetap sendiri-sendiri?

Pembagian rekening bertujuan agar nantinya ada pembagian pos-pos pengeluaran yang jelas.

Sebagai contoh, Anda dan pasangan menyepakati bahwa rekening suami digunakan untuk biaya operasional rumah tangga seperti belanja bulanan, membayar listrik, internet, membayar cicilan KPR, dan lain-lain.

Sedangkan rekening istri untuk digunakan untuk menabung, dana darurat, pendidikan anak, dan lain sebagainya.

6. Penanggulangan Risiko Keuangan dan Kesehatan

Adakalanya rencana keuangan yang sudah kita buat bersama tidak tercapai dan berantakan atau yang biasa disebut risiko keuangan.

Risiko keuangan sangat mungkin terjadi kelak di masa depan, seperti PHK, kecelakaan, kecurian, kematian, dan lain sebagainya.

Anda dan pasangan harus mendiskusikan cara-cara penanggulangan risiko keuangan tersebut.

Contohnya dengan membuat asuransi kesehatan, asuransi jiwa, asuransi pendidikan anak, dan lain sebagainya.

Itulah 6 hal penting yang wajib didiskusikan setiap calon pasangan suami istri demi masa depan finansial yang lebih cerah.

Keterbukaan masalah keuangan sangat penting dalam menjalani sebuah pernikahan. Semoga bermanfaat.