Haruskah Minder Saat Penghasilan Istri Lebih Besar?

“Sebagai suami Anda sering minder karena penghasilan istri lebih tinggi? Mungkin artikel ini dapat membantu Anda lebih tenang.”

Zaman sekarang, untuk menemukan wanita karir tidaklah susah.

Kesuksesan yang dicapai juga tidak main-main bahkan mampu menduduki peringkat teratas orang terkaya di dunia.

Hal ini berlaku pada semua perempuan tanpa terkecuali, baik yang masih melajang maupun sudah berkeluarga.

Dalam keluarga pun tidak jarang perempuanlah yang menafkahi keluarganya atau keduanya sama-sama memiliki pekerjaan.

Pendapatannya juga bisa saja lebih besar istri dibandingkan suaminya. Lalu, apakah suami harus minder?

Bolehkah gaji istri lebih besar dari suami?

Simak ulasan berikut ini.

suami mender

1. Suami Tidak Perlu Stres

Dalam kehidupan bermasyarakat, lazimnya suamilah yang harus menafkahi keluarganya atau setidaknya memiliki penghasilan yang lebih besar daripada istrinya apabila keduanya bekerja.

Lalu, bagaimana jika istri mendapatkan promosi yang menaikkan jenjang karir dan penghasilannya pun bertambah?

Atau usaha yang sudah ditekuninya semakin maju dan laba yang dihasilkan meningkat melebihi pendapatan suami?

Tidak perlu khawatir, suami tidak perlu stres.

Suami harus berpenghasilan lebih besar dari istri, itu adalah pandangan masyarakat.

Penghasilan istri yang lebih besar bukan menunjukkan suami tidak berguna sebagai kepala keluarga khususnya dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Jangan terlalu berkutat pada pandangan patriarki tersebut.

Hal itu hanya akan memicu perdebatan dalam rumah tangga.

Lebih baik fokus pada diri sendiri dan tetap percaya diri.

2. Jangan Minder, Tetapi Bersyukurlah

Mengapa harus bersyukur?

Tentu saja bersyukur dan hal ini tidak perlu dijadikan sebuah masalah.

Bukankah baik jika kebutuhan keluarga anda terpenuhi?

Pemenuhan kebutuhan keluarga juga tidak perlu dibebankan kepada salah satu pihak.

Perlu diingat bahwa hubungan suami dan istri bukanlah hubungan yang kompetitif melainkan untuk saling melengkapi kekurangan antar pasangan sehingga tidak ada pihak yang hanya merasa diuntungkan atau dirugikan.

3. Siapa yang Mengambil Keputusan?

Pernikahan sejatinya adalah bersatunya dua orang yang membentuk sebuah keluarga sehingga gaji, uang, dan penghasilan yang Anda miliki selama menikah adalah milik bersama.

Suami ataupun istri memiliki hak yang sama tentang harta tersebut.

Sama halnya dalam mengambil keputusan.

Bukan menjadi hak penuh seorang istri untuk mengambil keputusan apapun dalam rumah tangga.

Keduanya haruslah berdiskusi dan membicarakannya agar suami dan istri sama-sama berkontribusi dan tidak ada pihak yang merasa tidak dihargai dalam mengambil keputusan.

Misalnya, istri ingin membeli kendaraan atau mengambil promosi jabatan haruslah berdiskusi dengan suami terlebih dahulu.

Jangan mengambil keputusan sepihak meskipun istri berpenghasilan lebih besar dari suami.

Hal ini berlaku juga sebaliknya yaitu untuk suami, harus membicarakan dengan istri keputusan apa yang akan diambilnya.

4. Jangan Bertindak Egois

Penghasilan istri yang lebih tinggi bukan berarti bisa melakukan apapun dengan sesukanya termasuk tidak menghargai suami yang berpenghasilan lebih rendah darinya.

Suami dan istri harus menekan ego masing-masing.

Istri harus tetap menghormati serta menghargai suami sebagai kepala keluarga.

Namun, suami juga jangan selalu berprasangka buruk terhadap istri misal seringkali mengira istrinya tidak menghormatinya.

Hal ini hanya mendorong terjadinya pertikaian dalam rumah tangga.

Dengan menekan ego masing-masing, setiap permasalahan akan mampu dihadapi dengan kepala dingin.

Tidak ada salahnya apabila istri membantu suami memenuhi kebutuhan keluarga.

Begitu juga sebaliknya, suami juga tidak perlu malu untuk membantu istri dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

Jika semuanya dikerjakan bersama, tentu akan lebih mudah.

Sering-seringlah mengobrol santai dengan pasangan Anda.

Anggap saja menambah waktu untuk bersama.

Hal ini akan menciptakan keharmonisan dalam rumah tangga dan menguatkan hubungan Anda.

5. Jaga Komunikasi dengan Pasangan Anda

Kunci utama dalam hubungan yang harmonis adalah komunikasi yang baik.

Jangan sungkan bagi istri untuk menanyakan keadaan suami dan dengarkan keluh kesahnya.

Mungkin saja suami sedang merasa tidak percaya diri karena tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarga secara menyeluruh.

Istri dapat memberikan semangat dan motivasi agar meningkatkan percaya dirinya.

Beri tahu bahwa keluarga tidak hanya soal materiil, kekayaan, investasi, atau uang.

Suami juga jangan terlalu memikirkan budaya maskulinitas hingga mengalami toxic masculinity.

Bersikap terbuka dan saling jujur antar pasangan akan terhindar dari kesalah pahaman yang banyak menjadi pemicu timbulnya pertengkaran suami dan istri.

Sempatkanlah untuk berbincang-bincang dengan pasangan anda agar keharmonisan rumah tangga terus berjalan.

 

Setelah membaca penjelasan ini, sikap apa yang akan Anda ambil sebagai suami?

Bersyukur atau minder?