Investasi: Pengertian, Klasifikasi, Manfaat, dan Risikonya

Investasi adalah cara yang tepat untuk menumbuhkan aset dan uang Anda“.

Kondisi perekonomian yang sedang tak menentu ini kadang membuat orang semakin sadar bahwa perlu adanya perencanaan finansial.

Salah satu caranya adalah dengan melakukan investasi guna mempersiapkan dana untuk masa yang akan datang.

Investasi dapat berkaitan dengan berbagai aktivitas kita sehari-hari, seperti kita menginvestasikan sejumlah dana pada aset riil misalnya investasi emas, properti, tanah, mesin atau bangunan, maupun pada aset finansial misalnya saham, deposito atau obligasi.

Sebelum memulai berinvestasi kita harus mengetahui seluk beluk dari investasi itu sendiri.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai investasi, mari simak penjelasannya berikut ini!

Kerugian dan Keuntungan dalam Berinvestasi

1. Pengertian Investasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), definisi investasi adalah penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek tertentu untuk tujuan memperoleh keuntungan.

Para ahli juga mengungkapkan berbagai pengertian investasi.

Berikut ini beberapa pengertiannya menurut para ahli:

Menurut Tandelilin (2010), investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang.

Menurut Martalena dan Malinda (2011), investasi merupakan bentuk penundaan konsumsi masa sekarang untuk memperoleh konsumsi di masa yang akan datang, di mana di dalamnya terkandung unsur risiko ketidakpastian sehingga dibutuhkan kompensasi atas penundaan tersebut.

Menurut Bodie (2005), investasi merupakan komitmen penanaman berupa uang dan sumber daya lainnya saat ini dengan pengharapan dapat memperoleh keuntungan di masa depan.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, secara umum investasi adalah kegiatan yang mengorbankan sumber daya yang terkait di masa kini untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang.

Kegiatan ini dapat dilakukan baik dalam jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang, dengan tetap memperhatikan risiko-risiko yang menyertainya.

Salah satu risikonya yaitu adanya inflasi atau menurunnya nilai mata uang terhadap harga barang tertentu.

2. Klasifikasi Investasi

Investasi dapat diklasifikasikan berdasarkan jangka waktu dan tingkat risiko yang ditanggung oleh investor.

2.1 Klasifikasi Investasi Berdasarkan Jangka Waktu

Klasifikasi berdasarkan jangka waktu dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:

2.1.1 Investasi Jangka Pendek

Investasi jangka pendek yaitu investasi yang dilakukan tidak lebih dari 12 bulan (satu tahun).

Instrumen investasi ini bersifat likuid dan mudah diambil sewaktu-waktu.

Contoh dari instrumen jenis ini adalah saham, deposito dan emas.

2.1.2 Investasi Jangka Menengah

Investasi jangka menengah yaitu investasi yang memiliki rentang waktu antara 1 hingga 5 tahun.

Instrumen investasi ini bersifat cukup likuid, tetapi tidak dapat dicairkan dengan segera.

Contoh dari instrumen jenis ini adalah reksa dana.

2.1.3 Investasi Jangka Panjang

Investasi jangka panjang yaitu investasi yang memiliki rentang waktu yang lama.

Instrumen investasi ini ada yang bersifat likuid dan ada yang kurang likuid.

Contoh instrumen yang bersifat likuid dan memiliki potensi jangka panjang yang bagus adalah saham, sedangkan contoh instrumen yang bersifat kurang likuid adalah obligasi dan tanah.

2.2 Klasifikasi Investasi Berdasarkan Risiko

Klasifikasi berdasarkan tingkat risiko yang ditanggung investor dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:

2.2.1 Risiko Rendah

Jenis ini cocok bagi Anda yang tidak menginginkan risiko tinggi dalam menanamkan modal dan tidak masalah jika mendapatkan imbal hasil yang rendah asalkan aman dan stabil.

Contoh instrumen investasi ini adalah deposito, emas, valuta asing, pasar uang dan obligasi.

2.2.2 Risiko Menengah

Jenis ini cocok bagi Anda yang menginginkan imbal hasil yang lebih tinggi dari deposito dan mampu menanggung risiko sedang.

Contoh instrumen investasi ini adalah reksa dana, valuta asing dan properti.

2.2.3 Risiko Tinggi

Jenis ini cocok bagi Anda para investor yang menginginkan imbal hasil yang tinggi dan mampu pula menanggung risiko yang tinggi.

Contoh instrumen investasi ini adalah forex, saham atau kontrak yang berjangka komoditas.

2.3 Jenis Instrumen Investasi

Mana Instrumen Investasi yang Terbaik

Berikut beberapa contoh instrumen investasi yang ada di Indonesia:

2.3.1 Deposito

Deposito merupakan tindakan menyimpan uang di bank yang mirip dengan tabungan.

Yang membedakan antara deposito dan tabungan adalah tingkat bunga dan adanya waktu jatuh tempo yang diberlakukan.

Suku bunga deposito lebih tinggi dibandingkan suku bunga tabungan yang umumnya berkisar antara 5‒6% per tahun.

Semakin besar uang yang di investasikan, maka semakin tinggi pula bunga depositonya.

Uang tersebut disimpan dalam bentuk deposito, uang hanya dapat diambil jika sudah jatuh tempo.

Jika tabungan dapat diambil kapan saja, deposito memiliki tenor atau jatuh tempo yang mengikat.

Tenor deposito cukup beragam sesuai dengan kebijakan masing-masing bank penyedia.

2.3.2 Reksa Dana

Reksa dana merupakan wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari pemodal yang selanjutnya akan diinvestasikan.

Reksa dana dapat berupa suatu saham, obligasi atau efek lainnya yang dibeli oleh investor dan dikelola oleh suatu perusahaan investasi profesional.

Reksa dana terbagi menjadi 5 jenis yaitu reksa dana pasar uang, reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana index dan reksa dana campuran.

Potensi return terbesar dengan risiko yang besar pula biasanya terdapat pada reksa dana saham, sedangkan untuk risiko terendah terdapat pada reksa dana pasar uang.

2.3.3 Saham

Saham merupakan bentuk penyertaan modal seseorang atau badan usaha dalam suatu perusahaan maupun perseroan terbatas.

Dengan adanya saham ini, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan dari perusahaan, klaim atas aset perusahaan dan pihak tersebut berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perusahaan tersebut.

Semakin banyak membeli saham, maka semakin besar pula persentase kepemilikan perusahaan yang diinvestasikan.

2.3.4 Investasi Emas

Emas merupakan salah satu jenis investasi fisik dengan nilai intrinsik yang jelas.

Nilai emas cenderung stabil dan mengalami peningkatan setiap tahunnya sehingga risiko investasi emas juga cukup rendah.

Untuk melakukan investasi emas sebaiknya menggunakan emas batangan dibandingkan emas perhiasan.

Emas batangan nilainya lebih tinggi karena murni dinilai dari beratnya.

2.3.5 Investasi Properti

Properti merupakan salah satu jenis investasi fisik yang mempunyai beberapa kesamaan dengan emas.

Nilai dari properti juga dapat dipastikan mengalami peningkatan sehingga investasi properti pun berisiko rendah.

Namun tetap harus diperhatikan perawatan properti tersebut untuk menjaga nilai properti agar tetap stabil dan terus meningkat.

2.3.6 Peer to Peer Lending

Peer to Peer Lending (P2P Lending) merupakan penyelenggara layanan jasa keuangan yang mempertemukan pemberi pinjaman dengan penerima pinjaman untuk keperluan bisnis secara online.

Tidak perlu khawatir karena P2P Lending menawarkan kemudahan dan memiliki kejelasan hukum.

Hal ini lah yang membuat P2P Lending popularitasnya terus melejit dan jumlah uang yang berputar juga terus tumbuh.

2.3.7 Obligasi

Obligasi merupakan surat hutang yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan dengan nilai nominal tertentu yang akan dibayarkan pada saat jatuh tempo sesuai dengan kesepakatan dan juga dengan memberikan bunga tertentu.

2.3.8 Valuta Asing

Valuta asing atau biasa disebut valas merupakan nilai mata uang yang digunakan dalam perdagangan internasional.

Valas dapat mengalami kenaikan dan penurunan akibat dari berbagai hal di dalam negeri maupun luar negeri.

Oleh karena itu, investasi valas adalah jenis investasi yang memanfaatkan naik turunnya nilai mata uang asing.

3. Manfaat Investasi

Berinvestasi untuk Menumbuhkan Aset

Investasi memberikan manfaat yang banyak bagi kehidupan, khususnya untuk kehidupan di masa yang akan datang.

Berikut ini adalah manfaat investasi yang bisa Anda dapatkan:

3.1 Menjaga Kekayaan dan Nilai Aset

Menjaga kekayaan dan nilai aset ini diperoleh dari suku bunga yang ditawarkan ketika melakukan investasi.

Apalagi ketika melakukan investasi dengan jangka waktu yang panjang maka Anda akan memperoleh efek compounding.

Efek compounding atau bunga berbunga merupakan kemampuan aset menghasilkan keuntungan investasi yang berkelanjutan.

3.2 Meraih Financial Freedom

Financial freedom atau kebebasan finansial merupakan suatu kondisi di mana pendapatan pasif dapat memenuhi kebutuhan hidup.

Pendapatan pasif ini didapat dari return atau imbal hasil dari investasi.

Jika kita sudah memiliki return investasi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dan gaya hidup maka kita tidak perlu bergantung lagi pada pekerjaan untuk memperoleh pendapatan.

Hal ini lah yang menjadi salah satu kelebihannya dalam rangka menyiapkan tabungan pada saat kita sudah pensiun nanti.

3.3 Menambah Sumber Penghasilan

Dengan menanamkan modal seperti ini, Anda dapat memiliki sumber penghasilan selain gaji pokok yang diterima.

Gaji pokok tiap bulan dapat disisihkan untuk mulai menanamkan modal sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup dapat dari berbagai sumber penghasilan.

3.4 Melatih Pengambilan Keputusan dan Rasa Tanggung Jawab

Pada saat melakukan investasi, Anda dituntut untuk membuat perencanaan yang matang dan bertanggung jawab atas semua pengambilan keputusan finansial.

Anda harus mampu menghadapi berbagai permasalahan yang akan mengasah kemampuan analisis.

Selain itu, dengan kegiatan ini Anda juga dapat menambah wawasan, pengetahuan tentang ekonomi dan finansial serta sebagai seorang investor Anda akan memiliki relasi yang banyak.

4. Tujuan Investasi

Investasi untuk Hidup yang Lebih Baik

Pada dasarnya tujuan utama dalam menanamkan modal ini adalah untuk menghasilkan keuntungan berupa  sejumlah uang yang akan didapatkan di masa yang akan datang.

Menurut para ahli tujuan dalam melakukan investasi beragam, menurut Tandelilin (2010) tujuan berinvestasi yaitu sebagai berikut:

4.1 Mendapatkan Kehidupan yang Lebih Layak di Masa Depan

Dalam hidup ini seseorang harus memiliki perencanaan yang matang terutama dalam hal finansial.

Seseorang yang bijaksana harus berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya menjadi lebih baik dari waktu ke waktu atau setidaknya seseorang harus berusaha mempertahankan tingkat pendapatannya sekarang supaya tidak berkurang di masa yang akan datang.

4.2 Mengurangi Tekanan Inflasi

Seseorang yang melakukan investasi pada perusahaan atau obyek lainnya, mereka dapat menghindarkan diri dari risiko adanya pengaruh inflasi atau penurunan nilai kekayaan ataupun hak milik yang mereka punya.

4.3 Dorongan untuk Menghemat Pajak

Beberapa negara di dunia banyak yang mengeluarkan kebijakan untuk mendorong tumbuhnya investasi melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang akan menanamkan modal pada bidang usaha tertentu.

5. Risiko dalam Berinvestasi

Risiko dalam Berinvestasi

Setiap pilihan kegiatan ini akan berkaitan dengan dua hal yaitu risiko dan return (keuntungan).

Keduanya merupakan hubungan yang saling kontradiktif dan juga hubungan sebab-akibat.

Dalam teori ini lebih dikenal dengan istilah high risk high return dan low risk low return.

Dari istilah di atas dapat disimpulkan bahwa dalam hal ini kita harus berani menanggung risiko tinggi untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi pula.

Adapun risiko-risiko tersebut yaitu sebagai berikut:

5.1 Risiko Suku Bunga (Interest Rate Risk)

Perubahan suku bunga dapat mempengaruhi return atau imbal hasil yang diperoleh.

Investasi akan cenderung mengalami kerugian jika suku bunga meningkat, dan sebaliknya.

5.2 Risiko Pasar (Market Risk)

Risiko pasar berkaitan dengan mekanisme pasar pada saat dilakukan dan tempat terjadinya kegiatan tersebut.

Fluktuasi pasar secara keseluruhan akan mempengaruhi return atau imbal hasil yang ditunjukkan oleh berubahnya indeks pasar saham.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi perubahan pasar seperti adanya perubahan politik, kerusuhan, dan adanya resesi ekonomi.

5.3 Risiko Inflasi (Inflation Risk)

Risiko inflasi berkaitan dengan adanya potensi penurunan riil nilai pokok dan hasil investasi di masa yang akan datang.

Risiko inflasi dapat merugikan daya beli masyarakat terhadap investasi karena adanya kenaikan rata-rata dari harga konsumsi.

5.4 Risiko Likuiditas (Liquidity Risk)

Risiko likuiditas ini berkaitan dengan kecepatan suatu sekuritas yang diterbitkan perusahaan dapat diperdagangkan di pasar sekunder.

Semakin cepat sekuritas diperdagangkan maka semakin likuid sekuritas tersebut dan begitupun sebaliknya.

Risiko ini dapat terjadi akibat kesulitan persediaan uang tunai dalam jangka waktu tertentu.

Jika suatu aset tidak dapat dikonversi menjadi uang tunai, maka aset tersebut dikatakan tidak likuid.

5.5 Risiko Kurs (Currency Risk)

Risiko kurs atau risiko nilai mata uang berkaitan dengan nilai mata uang negara lain dalam hubungannya dengan mata uang dalam negeri (rupiah).

Risiko ini disebabkan oleh perubahan kurs valuta asing yang tak sesuai dengan yang diharapkan terutama saat dikonversikan ke mata uang dalam negeri.

5.6 Risiko Negara (Sovereign Risk)

Risiko yang terkait dengan negara tempat investor menanamkan modal berkaitan dengan kondisi perpolitikan negara tersebut.

Dunia perpolitikan negara pasti terkait dengan perubahan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di suatu negara.

Peraturan tersebut dapat berimbas pada perekonomian negara dan akan berpengaruh pula terhadap investasi yang sedang dilakukan di negara tersebut.

5.7 Risiko Reinvestasi (Reinvesment Risk)

Risiko reinvestasi berkaitan dengan keinginan investor untuk menanamkan modal kembali ke instrumen lainnya yang baru.

Risiko ini memungkinkan terjadinya arus kas investasi yang menghasilkan hasil yang lebih rendah setelah melakukan reinvestasi.

6. Kelebihan dan Kekurangan Setiap Jenis Investasi

Investasi Lebih Baik daripada Menabung

Setiap instrumen pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Sebelum memilih akan menanamkan modal pada jenis investasi tertentu, Anda harus mencermati terlebih dahulu kelebihan dan kekurangan dari masing-masing jenis tersebut.

6.1 Deposito

Deposito merupakan instrumen investasi paling aman di antara berbagai opsi instrumen lainnya.

Berikut ini kelebihan dari deposito:

  1. Keuntungan dapat terjamin dengan memilih deposito karena kemungkinan merugi di investasi ini nyaris nol persen. Hal ini dikarenakan adanya jaminan dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), keuntungan yang terjamin tersebut pasti diperoleh karena adanya bunga deposito yang tersedia.
  2. Deposito menawarkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan tabungan biasa sehingga Anda akan mendapatkan penghasil yang teratur.
  3. Risiko kerugian rendah karena deposito terlindungi dari risiko adanya fluktuasi pasar. Pihak bank mengompensasi uang yang tetap dan meminimalisir kerugian seperti dampak inflasi mata uang.

Selain kelebihan-kelebihan tersebut, terdapat pula kekurangan dari deposito yaitu sebagai berikut:

  1. Deposito memang dikenal sebagai instrumen yang paling aman, tetapi sebagai gantinya deposito memberikan imbal hasil yang tergolong cukup rendah dibandingkan dengan instrumen  lainnya. Hal ini dikarenakan sudah adanya patokan nilai bunga yang telah ditetapkan, sehingga meskipun terdapat fluktuasi pasar tidak akan mempengaruhi nilai bunga tersebut.
  2. Nilai investasi yang tidak akan bertambah dan tidak ada cara untuk meningkatkan nilainya karena investor tidak dapat terlibat langsung dalam pengelolaan dana.

6.2 Reksa Dana

Reksa dana merupakan instrumen yang cocok bagi pemula yang ingin menanamkan modal pada suatu perusahaan.

Berikut adalah kelebihan dari reksa dana, yaitu:

  1. Dapat mulai bertanam modal dengan nominal kecil, ini cocok bagi pemula yang ingin mencoba menanamkan modal dengan modal yang kecil, bahkan dapat dimulai dari nominal Rp10.000 hingga Rp100.000.
  2. Likuiditas tinggi, dana dapat dicairkan atau dijual kapan saja dengan menggunakan Nilai Aktiva Bersih (NAB) yang berlaku pada saat penjualan.
  3. Investasi dengan reksa dana dikelola oleh profesional yang di sebut Manajer Investasi (MI), sehingga investor tinggal menunggu hasilnya saja.
  4. Diversifikasi pada reksa dana yang berfungsi untuk mengurangi risiko kerugian yang akan diterima. Adanya diversifikasi inilah yang menempatkan dana yang kita miliki tertanam pada 10 perusahaan yang berbeda sehingga risiko kerugian akan diminimalisir.

Selain itu, ada beberapa kekurangan yang dimiliki oleh reksa dana yaitu sebagai berikut:

  1. Risiko nilai investasi yang berkurang akibat turunnya harga dari efek seperti obligasi, saham, dan surat berharga lainnya yang masuk dalam portofolio reksa dana.
  2. Risiko akibat perubahan pasar modal seperti kondisi ekonomi dan politik suatu negara.
  3. Adanya biaya tambahan yang dikeluarkan yaitu biaya untuk membayar Manajer Investasi, penyimpanan (Bank Kustodian) dan biaya-biaya operasional lainnya selama kita menanamkan modal tersebut.

6.3 Saham

Saham merupakan investasi paling menguntungkan bagi Anda yang ingin serius untuk melakukan investasi.

Walaupun demikian, perlu diketahui pula kelebihan serta kekurangan dari investasi saham sehingga investor akan mendapatkan imbal hasil yang maksimal.

Berikut ini kelebihan dari saham, yaitu:

  1. Pergerakan saham yang sangat dinamis memungkin investor mendapatkan return yang tinggi dan berkesinambungan.
  2. Nilai saham sangat likuid dibanding dengan instrumen lainnya apabila kita cermat dalam mengelola saham yang kita punya.
  3. Investasi saham terbilang aman dan transparan karena investor dapat memantau secara langsung aktivitas jual beli melalui bursa efek.
  4. Aktivitas perusahaan yang positif pada bursa efek akan berdampak positif terhadap kenaikan harga saham atau capital gain.
  5. Dalam penanaman modal pada saham ada yang dinamakan dividen. Dividen merupakan pembagian laba perusahaan kepada para pemegang saham perusahaan.  Oleh karena itu, ketika kita memiliki saham di perusahaan tersebut kita dapat menikmati keuntungan dari labanya.

Dari banyaknya kelebihan dari menanamkan dana pada saham, saham juga memiliki kekurangan, yaitu:

  1. Saham memiliki risiko yang tinggi karena sesuai dengan pinsip penanaman modal yaitu semakin tinggi return yang didapatkan maka semakin besar risiko yang harus ditanggung investor.
  2. Pada saham tingkat risiko capital loss atau penurunan harga saham tinggi, hal ini dikarenakan pasar modal sangat likuid dan mudah sekali terjadi perubahan.
  3. Investasi saham tidak disarankan untuk para investor pemula, hal ini dikarenakan besarnya risiko yang harus ditanggung oleh para investor.

6.4 Investasi Emas

Emas merupakan logam mulia yang cukup menjanjikan untuk menanamkan modal pada usaha bidang ini dan emas juga disukai oleh masyarakat.

Hal ini dikarenakan emas mempunyai berbagai bentuk seperti emas perhiasan, emas batangan, emas dinar dan ada juga bentuk tabungan emas.

Namun perlu diketahui pula kelebihan dan kekurangan jika ingin menanamkan modal pada emas.

Berikut ini kelebihan dalam berinvestasi emas, yaitu:

  1. Emas memberikan keleluasaan bagi para investornya untuk mencairkannya ke dalam bentuk uang dengan waktu yang relatif singkat dan cara yang relatif mudah dibandingkan instrumen lainnya.
  2. Investasi emas memang sedikit berbeda dibandingkan instrumen lainnya seperti saham, yang membedakan adalah bebas dari pajak.
  3. Harga emas yang cenderung stabil dan mengalami kenaikan sehingga saat dijual kembali akan mendapatkan imbal hasil yang tinggi.

Meski demikian, emas juga memiliki kekurangan yaitu sebagai berikut:

  1. Emas berisiko cukup tinggi jika berbentuk perhiasan yang digunakan sehari-hari. Risiko muncul dari kejadian perampokan yang mungkin terjadi apabila perhiasan cukup mencolok. Untuk penyimpanan emas sebaiknya menyewa safe deposit box di suatu bank agar lebih aman.
  2. Memiliki investasi dalam bentuk emas tidak dapat memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi riil.
  3. Harga cenderung melambat ketika kondisi ekonomi stabil, hal ini dikarenakan pada kondisi ekonomi stabil akan mendorong masyarakat untuk mengonsumsi dengan wajar.

6.5 Investasi Properti

Investasi properti merupakan cara menanamkan modal yang cukup menjanjikan dan sangat populer.

Investasi properti dapat berupa investasi hunian, lahan, bangunan perkantoran dan tempat komersial lainnya.

Berikut ini kelebihan dari properti yaitu sebagai berikut:

  1. Harga properti cenderung meningkat dari tahun ke tahun, dengan terus bertambahnya jumlah penduduk maka akan dibarengi oleh bertambahnya permintaan lahan dan hunian.
  2. Dapat dijadikan agunan atau jaminan, jika kita memerlukan modal usaha kita dapat memperolehnya dengan kepemilikan properti.
  3. Selama menunggu naiknya harga properti, Anda dapat menjadikannya sumber pendapatan pasif dengan menyewakan properti seperti hunian, bangunan perkantoran dan lainnya.
  4. Properti sangat jelas terlihat wujud fisiknya sehingga diminati oleh investor yang memiliki modal besar.

Dengan berbagai kelebihan yang dimiliki, tetapi masih ada kekurangan dari properti, yaitu:

  1. Properti berkaitan erat dengan kepemilikan secara fisik yang harus dirawat dan dipelihara dengan baik, sehingga memerlukan biaya pemeliharaan yang tinggi.
  2. Modal yang diperlukan untuk membangun suatu properti cukup besar karena semakin besar modal yang dikeluarkan maka semakin besar return yang didapatkan. Tidak hanya itu, investor pun harus menyiapkan biaya seperti biaya Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) yang besarnya 5%.
  3. Terdapat risiko kerusakan jika terjadi bencana alam seperti longsor, banjir, atau gempa bumi yang sewaktu-waktu dapat merusak properti.

6.6 Peer to Peer Lending

Meski terbilang instrumen yang baru di Indonesia, namun Peer to Peer Lending (P2P Lending) sudah banyak diketahui oleh masyarakat, bahkan sudah banyak diberitakan di berbagai media massa, cetak, dan digital.

Untuk mengetahui lebih lanjut terkait P2P Lending, perlu diketahui kelebihan dan kekurangan dari P2P Lending.

Berikut kelebihan dari P2P Lending, yaitu:

  1. Peer to Peer Lending sudah terdaftar oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sehingga terpercaya dan memiliki kredibilitas.
  2. Adanya diversifikasi investasi yang menempatkan dana yang dimiliki tertanam pada berbagai perusahaan yang berbeda sehingga risiko kerugian akan diminimalisir. Kerugian dari salah satu perusahaan tidak akan berdampak besar terhadap investasi Anda, hal tersebut dikarenakan kerugian tersebut akan tertutupi melalui keuntungan yang Anda dapatkan dari pembayaran bunga dan pokok pinjaman P2P Lending.
  3. Pendanaan dari PLP Lending lebih cepat dalam proses pencairan dananya dibandingkan dengan meminjam pada bank yang membutuhkan waktu berbulan-bulan.
  4. P2P Lending membantu pertumbuhan usaha kecil menengah (UKM) dalam memasarkan produknya melalui pendanaan yang diberikan.

Walaupun demikian, P2P Lending pun memiliki kekurangan, yaitu:

  1. P2P Lending memiliki tenor atau waktu jatuh tempo sehingga dana yang telah diinvestasikan tidak dapat diambil sebelum jatuh tempo.
  2. Seluruh risiko ditanggung oleh Lender sebab jika borrower tidak dapat melanjutkan tagihan atau menunggak tagihannya maka risiko kehilangan pinjaman ditanggung sepenuhnya oleh lender.

6.7 Obligasi

Obligasi dapat dijadikan salah satu instrumen yang menjanjikan bagi Anda yang ingin menanamkan modal secara jangka panjang.

Berikut ini merupakan kelebihan dari obligasi, yaitu:

  1. Investasi obligasi lebih aman karena transaksi pembayarannya telah dijamin di UU No. 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara, terutama jika menanamkan modal pada obligasi yang dikeluarkan oleh negara.
  2. Selain bunga obligasi yang nilainya cukup besar, pada obligasi investor dapat menerima kupon yang nilainya lebih besar dari bunga yang diberikan. Semakin lama jangka waktu berinvestasi, maka semakin besar nilai kupon yang diterima.

Perlu diketahui pula kekurangan dari obligasi, yaitu:

  1. Obligasi tidak dapat dicairkan setiap saat, hal ini dikarenakan obligasi memiliki tenor. Jika menjual obligasi yang belum jatuh tempo, maka investor akan mengalami kerugian karena harga jualnya akan lebih murah daripada harga belinya.
  2. Risiko uang tidak kembali, investor akan mengalami kerugian yang sangat besar dan bahkan seluruh utang pokok tidak kembali. Hal ini terjadi apabila perusahaan yang diinvestasikan mengalami kebangkrutan terutama perusahaan swasta. Namun jangan khawatir apabila obligasi dikeluarkan oleh negara, akan lebih aman karena dilindungi oleh undang-undang.

6.8 Valuta Asing

Investasi valuta asing merupakan bentuk investasi yang berisiko rendah, terutama dalam bentuk dollar AS.

Berikut merupakan kelebihan dari valas, yaitu:

  1. Mata uang asing terutama mata uang dollar jarang terkena devaluasi dan akan stabil dalam jangka panjang.
  2. Kurs dollar terhadap rupiah cenderung mengalami penguatan dari tahun ke tahun. Apalagi jika sedang terjadi pelemahan nilai rupiah terhadap dollar, maka keuntungan yang didapatkan akan semakin besar.
  3. Valuta asing dapat digunakan sebagai sumber dana di luar negeri baik untuk berwisata, sekolah maupun berbelanja di luar negeri. Ketika nilai rupiah melemah di dalam negeri, pemilik valas tidak akan merasakan akibatnya karena nilai valas ini akan tetap stabil.

Valuta asing juga memiliki kekurangan, yaitu:

  1. Nilai valuta asing rentan terhadap adanya inflasi tinggi, nilai valas akan cenderung mengalami depresiasi.
  2. Bentuk fisik dari mata uang asing mudah rusak, sehingga perlu berhati-hati menjaga uang tersebut agar nilainya tidak berkurang.
  3. Apabila menanamkan modal pada valas menggunakan tabungan, sebaiknya dalam jumlah yang besar. Hal ini dikarenakan bunga simpanan valas tergolong rendah, bahkan lebih rendah dari biaya administrasi pada tabungan.

7. Perbandingan Jenis Investasi berdasarkan Data Historis

Perlu Analisis dalam Berinvestasi

Sebelum memulai berinvestasi, ada baiknya Anda mengamati terlebih dahulu data historis dari beberapa tahun ke belakang, yang akan memperlihatkan kecenderungan arah investasi apakah akan menguntungkan atau malah merugikan.

Data historis ini akan menjadi cerminan prospek ke depan dari suatu intrumen dan setidaknya Anda akan mendapatkan gambaran bagaimana sesungguhnya kemampuan suatu instrumen untuk menghasilkan keuntungan.

Berikut ini perbandingan instrumen investasi berdasarkan data historis:

7.1 Deposito

Berdasarkan riset Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), suku bunga rata-rata deposito rupiah mengalami tren penurunan pada 5 tahun terakhir.

Menurut LPS, suku bunga akan terus mengalami penurunan merespon penurunan Bank Indonesia.

Pada akhir tahun 2014 suku bunga bernilai lebih dari 7%, dan terus mengalami penurunan dari tahun sebelumnya hingga pada akhir tahun 2019 suku bunga rata-rata bernilai 5,79%.

Menurut data Pusat Informasi Pasar Uang (PIPU) Bank Indonesia, per senin 14 Desember 2020 bunga deposito tertinggi di bank yaitu 5,38%.

Tren penurunan suku bunga ini akan berakibat pada imbal hasil deposito yang menurun pula.

7.2 Reksa Dana

Reksa dana memperlihatkan tren positif selama beberapa tahun ini, meskipun peningkatannya tidak terlalu signifikan.

Terdapat perbedaan imbal hasil yang pada masing-masing jenis reksa dana.

Menurut Bareksa, pada tahun 2019 indeks reksa dana pasar uang sebesar 3,89% dan indeks reksa dana terbesar yaitu reksa dana pendapatan tetap sebesar 7,29%.

Menurut data dari Infovesta Utama, AUM Reksa dana pasar uang akan menghasilkan imbal hasil pada kisaran 4,5% hingga 5,5% pada akhir tahun 2020.

7.3 Saham

Menurut Riset Pasar Modal Infovesta, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 2,3% selama kurun waktu 5 tahun belakangan ini.

Penurunan harga saham ini dikarenakan oleh pertumbuhan ekonomi yang melambat bahkan tidak tumbuh atau stagnan.

Namun secara umum saham menunjukkan hasil tren investasi yang positif dan masih dianggap sebagai investasi yang menguntungkan.

Pasalnya secara individual terdapat saham-saham yang memiliki pertumbuhan yang baik bahkan tumbuh sampai ratusan persen.

7.4 Investasi Emas

Harga emas mengalami fluktuasi setiap harinya, tetapi dalam jangka panjang secara umum harga emas mengalami kenaikan.

Untuk menghitung keuntungan dari investasi emas yang dijadikan acuan adalah harga buyback.

Dari tahun ke tahun harga emas batangan Antam memang mengalami kenaikan, dengan persentase keuntungan yang cukup menjanjikan.

Pada tahun 2017, 2018 dan 2019 harga buyback emas batangan Antam dengan bobot 1 gram berturut-turut senilai Rp528.000, Rp594.000, dan Rp664.000.

Menurut data dari Unit Bisnis Pengelolaan dan Pemurnian Logam mulia Antam harga buyback per tanggal 24 Desember 2020 mencapai Rp861.000 untuk bobot 1 gram.

7.5 Investasi Properti

Investasi properti memiliki tren positif dari tahun ke tahun sesuai dengan jenis properti yang diinvestasikan.

Menurut Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI), harga properti maksimal pada tahun 2020 mencapai Rp1,5 miliar, baik rumah tapak maupun apartemen high rise.

Pemilik properti selain mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan kembali properti tersebut, tetapi dapat juga mendapatkan penghasilan selama properti tersebut disewakan.

7.6 Peer to Peer Lending

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Peer to peer Lending (P2P Lending) menunjukkan tren yang positif.

Pada tahun 2017 pertumbuhan penyaluran dana melalui fintech sebesar Rp 1,6 triliun dengan 40 perusahaan, sedangkan pada tahun 2018 penyaluran dana ini sebesar Rp4,47 triliun atau meningkat sebesar 74,45%.

Pada tahun 2020 ini penyelenggara fintech P2P Lending di Indonesia semakin meningkat dengan total 158 perusahaan dengan total penyaluran dana sebesar Rp128,7 triliun.

Dana ini disalurkan kepada ribuan UMKM seluruh Indonesia untuk diputarkan kembali dan akan menjadi keuntungan investasi yang didapatkan investor.

7.7 Obligasi

Harga obligasi pemerintah Indonesia terus mengalami penguatan dengan prospek investasi yang positif pada tahun depan.

Imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) dengan tenor 10 tahun diperkirakan akan bergerak pada rentang 5,5% hingga 6%.

Meskipun memang harga SUN berfluktuasi tiap tahunnya seperti pada tahun 2019 imbal hasil SUN dengan tenor 10 tahun mencapai 7,23%.

7.8 Valuta Asing

Nilai valuta asing menunjukkan perkembangan yang fluktuatif terhadap nilai tukar rupiah.

Keuntungan dari investasi valuta asing dapat berbeda-beda sesuai dengan mata uang asing yang diinvestasikan.

Secara keseluruhan menanamkan modal pada valuta asing memberikan imbal hasil yang cukup tinggi dan menunjukkan tren yang positif.

Namun perbandingan di atas tidak dapat digunakan sepenuhnya sebagai jaminan kinerja suatu instrumen investasi di masa yang akan datang, diperlukan pula analisis-analisis lainnya sebelum memutuskan untuk berinvestasi dengan suatu instrumen tertentu.

Dalam menanamkan modal ini harus memiliki perencanaan yang matang, menentukan tujuan dan memahami profil risiko Anda sendiri.

Setelah membaca artikel ini, apakah Anda tertarik berinvestasi dengan salah satu instrumen tersebut? Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda yang ingin mulai berinvestasi untuk memanfaatkannya di masa yang akan datang.

DAFTAR ISI BELAJAR INVESTASI

Investasi
1. Saham
2. Valuta Asing
3. Deposito
4. Reksa Dana
5. Investasi Emas
6. Investasi Properti
7. Peer to Peer Landing
8. Obligasi

8 pemikiran pada “Investasi: Pengertian, Klasifikasi, Manfaat, dan Risikonya”

Tinggalkan komentar